Sunday, July 22, 2007

Menabung, Langkah Menuju Kesejahteraan

Rasanya persoalan dalam kehidupan ini tidak pernah ada hentinya di mana saja kita berada. Demikian pula dalam kehidupan finansial kita. Bahkan ketika kita telah memiliki penghasilan yang stabil bahkan bertambah sesuai dengan karier, kita masih akan menghadapai persoalan.
Persoalan yang seringkali kita hadapi adalah apakah kita mampu memanfaatkan uang yang dengan susah payah kita kumpulkan itu sesuai dengan tujuan hidup kita. Hal ini sangat terkait dengan bagaimana kita mengatur arus kas keuangan? Karena persoalan arus kas akan menentukan kemana penghasilan yang selama ini dihasilkan pergi, maka membangun kebiasaan menabung menjadi sangat dibutuhkan.

Prinsip mendasar yang sangat mudah diterima adalah realitas keterbatasan pemasukan dibandingkan dengan tujuan/impian/cita-cita finansial. Hal ini, secara tidak langsung menjadikan perencanaan arus kas menjadi sangat penting baik bagi kepentingan jangka pendek apalagi untuk tujuan jangka panjang. Keduanya harus dilakukan secara bersama-sama, simultan dan terencana.

Kegagalan mengatur arus kas adalah berarti juga kegagalan mengatur jalan kehidupan finasial yang akan berujung pada kegagalan seluruh kehidupan finansial. Tidak peduli berapapun besar penghasilan dan kekayaan yang telah dicapai.
Pengaturan arus kas dan alokasi tabungan, harus mampu mengintegrasikan antara tujuan-tujuan finansial dengan proyeksi penghasilan dan pengeluaran. Arahkan segala kemampuan finansial secara maksimal guna mencapai tujuan finansial jangka pendek maupun jangka panjang.

Sepatah kata pendapatan dan kesejahteraan
Tidak seorang pun menjadi kaya hanya karena penghasilannya besar. Kekayaan menjadi nyata bila Anda menyimpan atau menyisihkan dana setiap bulannya dan menginvestasikannya.
Banyak orang berpikir, menurut hemat kami kurang logik, “bila saja saya menghasilkan uang lebih banyak maka semua keadaan akan lebih baik”. Realitanya, dengan meningkatnya pendapatan pasti akan selalu dibarengi dengan kenaikan standar hidup atau gaya hidup. Sehingga Anda akan tetap membutuhkan hampir semua penghasilan bulanan yang Anda peroleh dengan kerja keras.
Kenyataannya, bila individu atau keluarga gagal merencanakan menabung —saving goals— maka mereka hanya akan menambah utangnya.
Bila Anda mendapatkan promosi maka dengan standar hidup baru Anda harus membeli mobil yang lebih mempresentasikan jabatan Anda. Mobil baru dengan kredit yang artinya utang.
Kemudian, Anda berpikir dengan posisi sekarang ini maka saya harus membeli rumah yang lebih bagus. Dengan pola pikir dan kebiasaan seperti ini, sulit untuk mencapai apa yang diinginkan, yaitu kekayaan atau kesejahteraan masa datang.
Sangat tidak benar bila Anda berpikir bahwa kekayaan akan datang dengan sendirinya karena penghasilan Anda besar serta tetap mempertahankan perilaku keuangan Anda. Anda harus berubah menjadi lebih baik dan lebih bertanggung jawab.

Aturan dalam menabung
Sebelum masuk kedalam berbagai ulasan seputar kebiasaan menabung dan bagaimana membangun pola sistematis dalam meningkatkan alokasi menabung bagi keuangan keluarga, ada baiknya kita memulai dengan suatu yang mudah.
Apakah menabung itu? Menabung bukan membeli pada saat diskon atau membeli mobil dengan diskon tunai. Menabung adalah menyisihkan dana dari pendapatan setiap bulannya untuk suatu tujuan keuangan di masa depan.
Tentunya, setiap keluarga pasti memiliki tujuan keuangan yang ingin dicapai. Terkadang tujuan yang kita inginkan tidak bisa kita capai atau miliki pada saat itu karena besarnya biaya yang dibutuhkan.

Oleh karena itu, untuk memilikinya atau mencapainya, Anda dapat melakukan dengan dua cara. Pertama adalah dengan berhutang atau meminjam dana pada pihak tertentu, misalkan bank. Dengan mengambil langkah ini Anda harus membayar jumlah utang yang Anda pinjam dan bunganya. Sedangkan yang satunya adalah dengan menyisihkan dana dari pendapatan sampai terkumpul dana yang cukup untuk membeli barang yang Anda inginkan atau tujuan keuangan yang ingin dicapai.
Dari segi waktu, cara pertama memungkinkan Anda untuk membeli sesuatu lebih cepat dibandingkan dengan cara kedua. Dengan itu, Anda harus membayar lebih dengan bunga yang harus ditambahkan dari biaya awal.Namun, perihal utang ini harus dipertimbangkan secara bijak. Jangan sampai cicilan utang yang harus dibayar setiap bulannya memberatkan keuangan Anda dan keluarga. Secara umum, dari pendapatan yang diperoleh setiap bulannya, alokasi dana untuk cicilan bulanan tidak melampaui 30 persen.
Bila Anda bisa menyisihkan sebagian dari pendapatan Anda secara regular, maka potensi pencapaian t`ujuan juga akan semakin meningkat.
Mengapa orang sulit untuk menabung? Salah satu hal yang menyebabkan sulitnya individu untuk menabung adalah tujuan keuangan. Tanpa tujuan keuangan yang spesifik maka tidak ada dorongan atau motivasi untuk mencapai apa yang diidamkan selama ini. Oleh karenanya kami merasa bahwa tujuan keuangan menjadi sangat dibutuhkan.
Mungkin juga karena Anda tidak memiliki account tabungan atau investasi yang berbeda dengan tabungan pemakian sehari-hari. Karena bila tabungan untuk kebutuhan harian dan tabungan untuk tujuan masa datang berada dalam satu account maka akan sangat sulit untuk dapat menyisihkan sebagain dari tabungan tersebut. Karena semuanya berasal dan menuju kesatu tabungan. Ada baiknya bila Anda mulai memikirkan untuk membuka rekening tabungan atau investasi yang lain sebagai penempatan dana guna mencapai tujuan keuangan yang dimiliki.

Tabungan yang Harus Dialokasikan
Untuk itu dibutuhkan beberapa hal yang menjadi tujuan umum yang harus dimiliki oleh setiap keluarga dalam hal tujuan keuangan. Pertama adalah tabungan untuk kebutuhan jangka pedek. Kebutuhan tersebut atau tujuan tersebut adalah dana darurat.
Bila Anda belum memilikinya, sebaiknya alokasikan untuk kebutuhan darurat ini. Karena kita tidak tau apa yang akan terjadi satu menit atau bahkan satu detik yang akan datang. Menyisihkan dana darurat harus sebagai prioritas awal dalam hal perencanaan keuangan keluarga. Sebagai acuan, dana yang sebaiknya ditempatkan dalam dana darurat antara 3-6 bulan biaya hidup bulanan. Sebagai contoh, bila pengeluaran regular perbulan Anda adalah sebesar Rp 5 juta, maka tempatkan dana sebesar antara Rp 15 juta sampai Rp 30 juta sebagai dana darurat. Tempatkan dana, sehingga mudah untuk dicairkan atau dalam investasi dengan tingkat likuiditas yang tinggi.

Kedua, adalah kebutuhan atau tujuan keuangan jangka menengah. Dalam hal ini banyak sekali kebutuhan yang mungkin menjadi tujuan keuangan, misalkan membeli rumah dengan kredit sehingga membutuhkan uang muka sebagai awal transaksi. Atau untuk membeli mobil sebagai alat transportasi keluarga. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ketiga, dan ini merupakan kebutuhan jangka panjang yaitu, biaya pendidikan anak dan dana pensiun. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya dapat memperoleh pendidikan yang terbaik. Karena pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan di masa datang. Tabungan untuk hal ini bisanya menjadi alternatif yang harus dipertimbangkan.
Perhitungkan dengan benar kebutuhannya dan mulailah menabung untuk tujuan tersebut. Untuk kebutuhan jangka panjang, waktu adalah sahabat Anda. Semakin panjang waktu yang dimiliki akan semakin kecil kebutuhan tabungan regular yang harus dialokasikan, dengan asumsi tingkat suku bunga serta besarnya kebutuhan yang diinginkan tetap sama.
Selain dari tabungan pendidikan, biasanya kebutuhan jangka panjang lainnya adalah dana pensiun. Hal ini biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga dibutuhkan perencanaan yang seksama dan dilakukan secara berkesinambungan. Mulailah sejak awal karena hal ini akan memberikan banyak kelebihan bagi Anda, baik dari pilihan investasi yang lebih beragam dan tentunya keuntungan waktu yang lebih panjang.

Strategi Menabung yang Jitu
Trik untuk menabung adalah mengetahui bagaimana caranya dan membuatnya menjadi kebiasaan. Terdapat banyak cara yang kurang lebih sudah pernah kami dbawah dalam beberapa artikel terdahulu untuk dapat mencapai tujuan yang ada. Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah jadikan menabung sebagai prioritas Anda.
Menabung secara sistematis
Sekaranglah Anda harus memulai untuk menabung. Banyak orang gagal dalam melakukan dan tetap menabung karena mereka memaksakan dirinya dengan jalan mengurangi kebutuhan setiap bulannya. Mereka memangkas sedikit pengeluaran disini dan disana. Walau sudah melakukan hal itu tetap saja mereka hanya dapat menyisihkan sedikit setiap bulannya.
Mungkin ada baiknya bila Anda merubah skenario menabung. Bila dipelajari Anda membayar orang lain terlebih dahulu bukannya diri Anda sendiri. Anda membayar tukang roti bila Anda membeli roti, Anda membayar tukang potong rambut langganan Anda apabila selesai menata rambut Anda. tapi pertanyaan, kapan Anda membayar untuk diri Anda sendiri?
Jadi sudah sebaiknyalah Anda membayar untuk diri Anda sendiri sebelum Anda membayar untuk orang lain. Menurut hemat kami, ada jalan dimana Anda dapat membayar untuk diri Anda sendiri, dengan menyisihkan 10 persen dari penghasilan bulanan setiap bulannya di depan, jangan setelah Anda menggunakannya selama sebulan atau apa yang tersisa tapi Anda harus menyisihkannya dimuka.
Mulai dengan minimal 10 persen dari pendapatan Anda yang Anda bayarkan untuk diri Anda sendiri, maka Anda akan memelihara angsa petelur emas yang akan menjadikan anda kaya. Sisa 90 persen dapat digunakan untuk membayar orang lain dan kami sangat yakin hal ini tidak akan membawa perubahan gaya hidup yang selama ini Anda jalankan.
Dengan memulai langkah ini akan membangun kebiasaan Anda dalam menabung. Sedikti demi sedikit mulailah untuk meningkatkan tabungan regular bulanan yang harus Anda sisihkan. Sekali lagi sesuaikan dengan tujuan keuangan yang Anda miliki dna mulailah menabung. Lakukanlah sejak dini dan hidup sejahtera saat Anda pensiun.

Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.

Pentingnya Menabung Untuk Pensiun

Masa pensiun bisa jadi merupakan masa yang menggembirakan bagi sebagian orang, namun bisa juga menjadi masa yang penuh kegelisahan bagi sebagian lainnya. Mungkin banyak dari Anda yang bertanya, apa sih yang dimaksud dengan masa pensiun? Gampang saja, kok, masa pensiun adalah masa dimana kita bisa berhenti bekerja dan tentu saja berhenti mendapatkan penghasilan dari pekerjaan yang biasa kita tekuni.
Nah, apabila seseorang telah mempunyai cukup uang untuk membiayai kebutuhan-kebutuhannya di masa pensiun, tentu ini akan sangat menggembirakan. Bayangkan, kebutuhan bisa tetap tercukupi tanpa harus bekerja lagi. Waktu dan tenaga yang biasanya dihabiskan untuk bekerja dapat digunakan untuk beristirahat atau melakukan hal-hal yang menjadikan kegemaran kita. Tetapi sebaliknya, bila pada masa pensiun, seseorang tidak atau belum mempunyai cukup uang untuk membiayai hidupnya, maka yang terjadi bukannya bersantai, melainkan gelisah mencari cara supaya bisa tetap hidup. Betul, kan?

Banyak orang, terutama yang bekerja sebagai pegawai, merasa optimis bahwa dirinya akan bisa menikmati masa pensiun secara menyenangkan.
“Perusahaan saya, kan punya dana pensiun untuk saya nanti, buat apa saya mesti pusing-pusing mikirin persiapan uang pensiun…,” begitu komentar sebagian dari mereka.
Benar, setiap orang tentu ingin mengalami masa pensiun yang menyenangkan dan bukannya menggelisahkan. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang menyediakan dana pensiun untuk karyawan yang telah bekerja keras selama ini, sehingga mereka bisa pensiun dengan tenang.
Tapi, pernahkah Anda menghitung berapa jumlah Dana Pensiun yang akan Anda dapatkan kelak dari perusahaan? Bila ya, pernahkah Anda menghitung berapa sebenarnya kebutuhan hidup Anda setelah pensiun kelak? Dan pernahkah Anda membandingkan keduanya, sehingga Anda mengetahui apakah uang pensiun Anda cukup atau tidak untuk membiayai hidup Anda?
Yang sering terjadi, jarang orang mencoba mencari tahu apakah uang pensiunnya cukup untuk membiayai kehidupan masa pensiunnya kelak. Mereka hanya menggantungkan uang pensiun dari perusahaan sebagai sumber biaya hidup di masa pensiun. Padahal, hanya dia sendiri yang tahu persis berapa kebutuhan hidupnya setelah pensiun, bukan perusahaan.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengetahui apakah uang pensiun Anda cukup atau tidak sebagai gantungan hidup Anda kelak. Bila cukup, mungkin tidak jadi masalah. Tapi bila tidak, maka Anda, mau tak mau, harus menambahnya sendiri, sehingga kelak terkumpul cukup dana untuk membiayai kehidupan pensiun Anda.

DUA CARA MENAMBAH DANA PENSIUN
Sebelumnya, kita sudah menyinggung perlunya menambahkan sendiri dana pensiun bila ternyata nantinya, setelah dihitung, Uang Pensiun yang Anda terima dari perusahaan tidak cukup untuk membiayai kehidupan pensiun Anda. Lalu, bagaimana cara menambahkan sendiri dana pensiun Anda? Secara garis besar, ada 2 cara yang bisa Anda lakukan:
Membuka usaha sampingan
Menabung secara rutin
Kita akan membahas untung-rugi setiap dari alternatif cara tersebut satu-persatu:

1. Membuka Usaha Sampingan
Membuka usaha sampingan, intinya adalah menambah penghasilan di luar pekerjaan, sehingga hasil dari usaha sampingan ini bisa digunakan sebagai tambahan dana untuk membiayai kehidupan pensiun. Membuka usaha sampingan bisa sangat menguntungkan, karena biasanya dengan membuka usaha, bisa didapat hasil yang besar dalam tempo yang lebih cepat.
Namun perlu diingat, keberhasilan tersebut bisa didapat hanya dengan pengelolaan yang baik dan konsentrasi penuh. Hal yang kedua inilah yang sulit didapat, mengingat Anda masih terikat pada pekerjaan. Seringkali seseorang terlalu fokus pada pekerjaan sampingannya, sehingga pekerjaan utamanya malah jadi terbengkalai. Ini tentunya malah bisa menimbulkan kondite buruk yang dapat menghambat karier Anda dan juga menghambat penghasilan dari pekerjaan utama.
Membuka usaha sampingan juga tidak lepas dari risiko, terutama risiko finansial. Tidak tertutup kemungkinan, usaha sampingan juga bisa merugi. Kalau itu yang terjadi, bukannya tambahan dana untuk biaya pensiun yang didapat, tapi bisa-bisa dana untuk biaya hidup sekarang pun habis untuk nombok. Tapi, bukan berarti Anda tidak boleh membuka usaha sampingan untuk mempersiapkan pensiun Anda, lho. Anda tetap bisa membuka usaha sampingan untuk mempersiapkan pensiun, asal siap dengan segala konsekuensi yang akan Anda hadapi.

2. Menabung Secara Rutin
Alternatif kedua ini relatif lebih mudah daripada yang pertama. Anda bisa menyisihkan sebagian uang dari penghasilan rutin untuk dimasukkan ke dalam tabungan. Nantinya, tabungan tersebut akan berkembang terus hingga mencapai jumlah yang cukup besar.
Keuntungan dari menabung ini adalah Anda tidak perlu mengorbankan waktu dan pikiran, sehingga bisa tetap berkonsentrasi ke pekerjaan utama Anda. Dengan tetap berkonsentrasi pada pekerjaan utama, kinerja Anda pun bisa semakin baik, dan otomatis penghasilan juga bisa membaik. Jadi, Anda mendapatkan keuntungan ganda: karier dan penghasilan yang semakin baik, serta penghasilan dari terus berkembangnya tabungan. Namun, bukan berarti menabung tidak ada kelemahannya. Kelemahannya, dengan menabung, berarti jangka waktu Anda mengumpulkan dana tersebut bisa lebih panjang daripada membuka usaha sampingan. Tak perlu khawatir, kelemahan ini bisa diatasi dengan mulai menabung sejak dari sekarang.

KEBUTUHAN HIDUP DI MASA PENSIUN
Mungkin Anda pernah berkata, “Kalau saya pensiun nanti, biaya hidup saya pasti akan turun. Saya, kan nggak neko-neko.” Pendapat tersebut ada benarnya, namun tidak seluruhnya benar. Neko-neko atau tidak, pada masa pensiun, akan ada perubahan jumlah biaya untuk setiap pos pengeluaran Anda. Dan karena Anda sudah tidak bekerja lagi, maka besar kemungkinan biaya transportasi serta busana dan asesoris akan menurun jumlahnya.
Sebaliknya, karena usia Anda saat itu sudah beranjak tua, biaya kesehatan biasanya akan meningkat pesat. Biaya untuk hobi dan hiburan juga meningkat, seiring makin banyaknya waktu luang yang Anda miliki. Sedangkan pos belanja pribadi, telepon, air, dan listrik biasanya cenderung tetap. Dari perkiraan naik dan turunnya biaya setiap pos pengeluaran ini, Anda bisa menghitung sendiri berapa kira-kira kebutuhan hidup Anda nanti setelah pensiun.

CARA MUDAH,MENABUNG SECARA RUTIN
Menabung secara rutin bisa menjadi alternatif mendapatkan tambahan uang pensiun secara mudah. Cukup dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan setiap bulan, maka di kemudian hari, Anda bisa memetik hasilnya. Memang, tak bisa dipungkiri bahwa menabung merupakan alternatif yang memakan waktu lebih lama daripada membuka usaha. Oleh karena itu, kita bisa menyiasatinya dengan cara menabung sedini mungkin, yaitu mulai dari sekarang. Apabila Anda menabung sendiri, maka Anda harus bisa memperkirakan jangka waktu tabungan dan besarnya tingkat hasil yang didapat (return), agar bisa mendapatkan hasil tabungan yang bisa mencukupi kebutuhan dana pensiun Anda kelak.
Seringkali, orang menganggap remeh menabung secara rutin, apalagi dalam nominal kecil. Seratus ribu atau duaratus ribu per bulan, misalnya. Tapi, percaya atau tidak, pepatah lama “Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit” itu memang terbukti. Cukup dengan, misalnya uang Rp 500 ribu per bulan, Anda bisa mendapatkan sejumlah uang yang cukup besar setelah jangka waktu tertentu. Berikut ini ada ilustrasi jumlah yang akan Anda dapatkan apabila Anda menabung sebesar Rp 500 ribu per bulan selama 15 tahun, dengan asumsi tingkat suku bunga atau hasil tertentu.
TABEL:Jangka waktu 15 tahun Setoran tabungan:Rp 100 ribu/bulan ASUMSI TINGKAT HASIL (return) per tahun
10 % =Rp. 41.792.427
15 % =Rp. 67.686.309
20 % =Rp. 113.429.490
Dengan asumsi bunga berbunga bulanan
Dari ilustrasi di atas, Anda bisa melihat bahwa bila Anda menabung rutin Rp 500 ribu tiap bulan ke dalam, katakanlah, produk investasi di bank dengan suku bunga 10 persen per tahun, maka setelah 15 tahun, uang Anda akan menjadi sekitar Rp 200 juta lebih. Bila Anda menabung dengan tingkat hasil 15 persen, uangnya menjadi Rp 338 juta lebih, dan bila tingkat hasilnya 20 persen, jumlah uangnya akan menjadi hampir Rp 567 juta lebih. Padahal, total setoran Anda selama 15 tahun tersebut hanyalah sebesar Rp. 500.000 X 12 bulan x 15 tahun = Rp 90 juta. Luar biasa, bukan? Hanya dengan menabung Rp 90 juta, Anda bisa mendapatkan hasil investasi yang banyak sekali.
Jadi, tunggu apalagi? Menabunglah dari sekarang untuk masa pensiun Anda.

Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No.803/XIII