Thursday, September 13, 2007

Kaum Ibu = The Influentials

Saya kutip dari bukunya Hermawan Kertajaya, bisa dikatakan bahwa seorang ibu menjadi the influentials atau pihak yang memengaruhi ibu-ibu lainnya. Dalam bukunya, The Influentials, Ed Keller dan Jon Berry mengatakan bahwa the influentials umumnnya mengacu kepada beberapa karakteristik.

Pertama, the influentials ummnya adalah seorang aktivis, mereka terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari kegiatan kantor, hingga kegiatan santai. Mereka juga terlibat dalam berbagai komunitas yang ada karena ingin menyalurkan aspirasi atau pandangan mereka dan memengaruhi orang lain untuk mendukung pandangan mereka tersebut. Nah, umumnya, kaum ibu, baik yang bekerja atau tidak bekerja, terlibat secara aktif dalam suatu komunitas, mulai dari arisan sampai komunitas keagamaan. Di komunitas tersebut, mereka berbagi rasa dan saling memengaruhi.

Kedua, the influentials adalah mereka yang saling berhubungan. Harus kita akui bahwa kaum ibu cepat sekali membentuk jaringan yang luas, katakanlah dalam sebuah komunitas arisan. Komunitas yang mulanya berangotakan beberapa orang saja dalam sekejap mendapatkan banyak anggota. Kalau seorang ibu mengajak beberapa orang temannya untuk bergabung dalam arisan tersebut, kita bisa bayangkan, bagaimana pesatnya pertumbuhan anggota kelompok arisan ini.

Ketiga, the influentials pastilah merupakan orang-orang yang memiliki pengarug. Mereka merupakan orang-orang yang nasihatnya selalu dicari orang lain. Dalam sebuah komunitas ibu-ibu, umumnya ada beberapa ibu yang sangat berpengaruh dan dihormati. Perkataannya selalu didengar oleh ibu lainnya dan nasihatnya selalu ditaati karena dianggap suatu nasihat yang benar.

Keempat, the influentials biasanya merupakan trendsetters. The influentials selalu ingin menjadi yang terdepan dalam mengetahui sesuatu. Dalam dunia kaum ibu tidak disangkal lagi bahwa sebagian kaum ibu ingin menjadi trendsetter. Lihat saja bagaimana mereka berperilaku di arisan. Kalau sudah mau pergi ke arisan umumnya sang ibu akan mencari baju yang terbaik atau memakai aksesori yang unik. Mereka sangat bangga kalau orang lain memuji apa yang mereka kenakan dan mereka menganggap selangkah di depan yang lain dalam hal mode. Hal ini memang merupakan salah satu sifat dasar kaum wanita.

Dari berbagai hal diatas, dapat kita lihat bahwa kaum ibu menjadi the influentials bagi ibu lainnya. Mereka memberi rekomendasi, memberi saran dan kritik terhadap suatu produk dan memengaruhi ibu lainnya untuk menggunakan produk yang sama dengan mereka. Ibu lainnya pun percaya pada sang influentials tersebut dan melakukan apa pun yang mereka sarankan.

Bagaimana menurut anda?
Apakah anda salah satu dari The Influentials ?

Mulai dari Nol

Kata mas Erbe Sentanu, beliau bilang bahwa semuanya berasal dari 0 (nol) alias tidak ada apa-apa. Saya mau cerita pengalaman paman saya yang mau membuka dan menjalankan usaha jualan beras.

Cerita berawal dari paman saya yang membutuhkan pendapatan tambahan dan menabung untuk berbagai keperluan keluarganya kelak di kemudian hari. Setelah menimbang-nimbang bisnis apa yang akan dijalani, akhirnya jatuh pada jual beras, alasannya beras pasti laku karena merupakan bahan pokok, pasti tiap orang membutuhkannya. Sampai akhirnya bertemu dengan pak haji yang merupakan salah seorang bandar beras yang kalau dibilang levelnya sudah level kakap, kiosnya ada puluhan jumlahnya.

Setelah ngobrol kesana-kemari, diketahui bahwa pendidikan dari si pak haji ini tidak lulus SD, sedangkan paman saya ini lulusan Magister Manajemen dari Salah satu universitas ternama di Kota Bandung. Sewaktu pak haji nanya bagaimana rencana jualannya, paman saya menerangkan dengan runut berdasarkan teori yang diperoleh dari kuliahannya, mulai dari promosi lewat brosur, de el el. Eh lha kok ndilalah kata pak haji ke paman saya, “wah dik, kalau saya nggak pake ilmu gituan, saya langsung belajar di lapangan, nggak ngerti saya sama yang begituan”. Deg, wah ini nih kalau bicara langsung dengan pedege yang udah pengalaman, meskipun nggak sekolah tinggi, tapi ya itu, pengalamannya buanyak buanget atau istilah kerennya street smart lah.

Pak haji ini juga cerita bahwa banyak yang dibimbing oleh beliau, sekarang jadi pedege beras yang berhasil. Setelah beberapa lama akhirnya paman saya pamit pulang. Sesampainya dirumah, diskusi dengan keluarganya, dan keesokan harinya hunting kios untuk dagang beras. Setelah keliling-keliling dan tawar menawar, akhirnya sepakat untuk mengontrak sebuah kios di pasar.

Berikutnya, paman saya mengumpulkan modal untuk membeli stok beras ke pak haji. Tapi apa pas nyampe pak haji? Ternyata pak haji menyarankan untuk jangan membayar atau membeli beras dari pak haji. Pak haji mensyaratkan bahwa paman saya harus “magang” dulu di kios berasnya. Pak haji pesan, sekarang jangan menyetok beras dulu, belajar dagang dulu, harus tahu jenis-jenis beras, kualitas dan harga pasarannya seperti apa, bagaimana menangani pelanggan, dll. Duing....paman saya bengong, tadinya berangkat dari rumah dengan menyiapkan sejumlah uang untuk membeli beras, tapi akhirnya apa? Ya itu tadi, “magang” dulu....hehehe

Masih ada orang-orang yang “care” seperti itu ya, tidak langsung mentang-mentang dengan modal yang cukup bisa langsung jualan, tapi pak haji mensyaratkan “magang” dulu, kalau niat jualan kan tinggal jual saja nggak perlu harus magang dulu. Ternyata, kalau saya tangkap dari pembicaraan antara pak haji dengan paman saya, pak haji nggak sekedar ngobrol biasa saja, tapi juga ingin mengetahui sejauhmana keseriusan dan kegigihan dalam memulai usaha. Kalau ada orang yang minta diajarin, ya diajarin dari mulai nol, apalagi sebelumnya belum pernah jualan beras.

Marhaban Ya Ramadhan 1428 H


Selamat datang bulan Ramadhan, bulan dari segala bulan. Bulan yang selalu dinanti-nanti umat Muslim se-dunia. Bulan yang penuh hikmah, barokah, rahmah dan ampunan.


Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan petunjuk-Nya agar kita dapat meraih kemenangan di kemudian hari, dihapuskan semua dosa kita, dan diterima segala amal ibadah kita seperti bayi yang baru lahir, kembali lagi ke fitrahnya.


Mohon maaf lahir dan batin....Selamat menjalankan ibadah Puasa Ramadhan. Semoga kesucian hati, pikiran dan tindakan selama berpuasa akan menjadikan kita menjadi umat yang lebih baik lagi. Semoga Allah SWT melimpahkan kasih dan sayang-Nya bagi kita semua..amin