Rasanya persoalan dalam kehidupan ini tidak pernah ada hentinya di mana saja kita berada. Demikian pula dalam kehidupan finansial kita. Bahkan ketika kita telah memiliki penghasilan yang stabil bahkan bertambah sesuai dengan karier, kita masih akan menghadapai persoalan.
Persoalan yang seringkali kita hadapi adalah apakah kita mampu memanfaatkan uang yang dengan susah payah kita kumpulkan itu sesuai dengan tujuan hidup kita. Hal ini sangat terkait dengan bagaimana kita mengatur arus kas keuangan? Karena persoalan arus kas akan menentukan kemana penghasilan yang selama ini dihasilkan pergi, maka membangun kebiasaan menabung menjadi sangat dibutuhkan.
Prinsip mendasar yang sangat mudah diterima adalah realitas keterbatasan pemasukan dibandingkan dengan tujuan/impian/cita-cita finansial. Hal ini, secara tidak langsung menjadikan perencanaan arus kas menjadi sangat penting baik bagi kepentingan jangka pendek apalagi untuk tujuan jangka panjang. Keduanya harus dilakukan secara bersama-sama, simultan dan terencana.
Kegagalan mengatur arus kas adalah berarti juga kegagalan mengatur jalan kehidupan finasial yang akan berujung pada kegagalan seluruh kehidupan finansial. Tidak peduli berapapun besar penghasilan dan kekayaan yang telah dicapai.
Pengaturan arus kas dan alokasi tabungan, harus mampu mengintegrasikan antara tujuan-tujuan finansial dengan proyeksi penghasilan dan pengeluaran. Arahkan segala kemampuan finansial secara maksimal guna mencapai tujuan finansial jangka pendek maupun jangka panjang.
Sepatah kata pendapatan dan kesejahteraan
Tidak seorang pun menjadi kaya hanya karena penghasilannya besar. Kekayaan menjadi nyata bila Anda menyimpan atau menyisihkan dana setiap bulannya dan menginvestasikannya.
Banyak orang berpikir, menurut hemat kami kurang logik, “bila saja saya menghasilkan uang lebih banyak maka semua keadaan akan lebih baik”. Realitanya, dengan meningkatnya pendapatan pasti akan selalu dibarengi dengan kenaikan standar hidup atau gaya hidup. Sehingga Anda akan tetap membutuhkan hampir semua penghasilan bulanan yang Anda peroleh dengan kerja keras.
Kenyataannya, bila individu atau keluarga gagal merencanakan menabung —saving goals— maka mereka hanya akan menambah utangnya.
Bila Anda mendapatkan promosi maka dengan standar hidup baru Anda harus membeli mobil yang lebih mempresentasikan jabatan Anda. Mobil baru dengan kredit yang artinya utang.
Kemudian, Anda berpikir dengan posisi sekarang ini maka saya harus membeli rumah yang lebih bagus. Dengan pola pikir dan kebiasaan seperti ini, sulit untuk mencapai apa yang diinginkan, yaitu kekayaan atau kesejahteraan masa datang.
Sangat tidak benar bila Anda berpikir bahwa kekayaan akan datang dengan sendirinya karena penghasilan Anda besar serta tetap mempertahankan perilaku keuangan Anda. Anda harus berubah menjadi lebih baik dan lebih bertanggung jawab.
Aturan dalam menabung
Sebelum masuk kedalam berbagai ulasan seputar kebiasaan menabung dan bagaimana membangun pola sistematis dalam meningkatkan alokasi menabung bagi keuangan keluarga, ada baiknya kita memulai dengan suatu yang mudah.
Apakah menabung itu? Menabung bukan membeli pada saat diskon atau membeli mobil dengan diskon tunai. Menabung adalah menyisihkan dana dari pendapatan setiap bulannya untuk suatu tujuan keuangan di masa depan.
Tentunya, setiap keluarga pasti memiliki tujuan keuangan yang ingin dicapai. Terkadang tujuan yang kita inginkan tidak bisa kita capai atau miliki pada saat itu karena besarnya biaya yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, untuk memilikinya atau mencapainya, Anda dapat melakukan dengan dua cara. Pertama adalah dengan berhutang atau meminjam dana pada pihak tertentu, misalkan bank. Dengan mengambil langkah ini Anda harus membayar jumlah utang yang Anda pinjam dan bunganya. Sedangkan yang satunya adalah dengan menyisihkan dana dari pendapatan sampai terkumpul dana yang cukup untuk membeli barang yang Anda inginkan atau tujuan keuangan yang ingin dicapai.
Dari segi waktu, cara pertama memungkinkan Anda untuk membeli sesuatu lebih cepat dibandingkan dengan cara kedua. Dengan itu, Anda harus membayar lebih dengan bunga yang harus ditambahkan dari biaya awal.Namun, perihal utang ini harus dipertimbangkan secara bijak. Jangan sampai cicilan utang yang harus dibayar setiap bulannya memberatkan keuangan Anda dan keluarga. Secara umum, dari pendapatan yang diperoleh setiap bulannya, alokasi dana untuk cicilan bulanan tidak melampaui 30 persen.
Bila Anda bisa menyisihkan sebagian dari pendapatan Anda secara regular, maka potensi pencapaian t`ujuan juga akan semakin meningkat.
Mengapa orang sulit untuk menabung? Salah satu hal yang menyebabkan sulitnya individu untuk menabung adalah tujuan keuangan. Tanpa tujuan keuangan yang spesifik maka tidak ada dorongan atau motivasi untuk mencapai apa yang diidamkan selama ini. Oleh karenanya kami merasa bahwa tujuan keuangan menjadi sangat dibutuhkan.
Mungkin juga karena Anda tidak memiliki account tabungan atau investasi yang berbeda dengan tabungan pemakian sehari-hari. Karena bila tabungan untuk kebutuhan harian dan tabungan untuk tujuan masa datang berada dalam satu account maka akan sangat sulit untuk dapat menyisihkan sebagain dari tabungan tersebut. Karena semuanya berasal dan menuju kesatu tabungan. Ada baiknya bila Anda mulai memikirkan untuk membuka rekening tabungan atau investasi yang lain sebagai penempatan dana guna mencapai tujuan keuangan yang dimiliki.
Tabungan yang Harus Dialokasikan
Untuk itu dibutuhkan beberapa hal yang menjadi tujuan umum yang harus dimiliki oleh setiap keluarga dalam hal tujuan keuangan. Pertama adalah tabungan untuk kebutuhan jangka pedek. Kebutuhan tersebut atau tujuan tersebut adalah dana darurat.
Bila Anda belum memilikinya, sebaiknya alokasikan untuk kebutuhan darurat ini. Karena kita tidak tau apa yang akan terjadi satu menit atau bahkan satu detik yang akan datang. Menyisihkan dana darurat harus sebagai prioritas awal dalam hal perencanaan keuangan keluarga. Sebagai acuan, dana yang sebaiknya ditempatkan dalam dana darurat antara 3-6 bulan biaya hidup bulanan. Sebagai contoh, bila pengeluaran regular perbulan Anda adalah sebesar Rp 5 juta, maka tempatkan dana sebesar antara Rp 15 juta sampai Rp 30 juta sebagai dana darurat. Tempatkan dana, sehingga mudah untuk dicairkan atau dalam investasi dengan tingkat likuiditas yang tinggi.
Kedua, adalah kebutuhan atau tujuan keuangan jangka menengah. Dalam hal ini banyak sekali kebutuhan yang mungkin menjadi tujuan keuangan, misalkan membeli rumah dengan kredit sehingga membutuhkan uang muka sebagai awal transaksi. Atau untuk membeli mobil sebagai alat transportasi keluarga. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ketiga, dan ini merupakan kebutuhan jangka panjang yaitu, biaya pendidikan anak dan dana pensiun. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya dapat memperoleh pendidikan yang terbaik. Karena pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan di masa datang. Tabungan untuk hal ini bisanya menjadi alternatif yang harus dipertimbangkan.
Perhitungkan dengan benar kebutuhannya dan mulailah menabung untuk tujuan tersebut. Untuk kebutuhan jangka panjang, waktu adalah sahabat Anda. Semakin panjang waktu yang dimiliki akan semakin kecil kebutuhan tabungan regular yang harus dialokasikan, dengan asumsi tingkat suku bunga serta besarnya kebutuhan yang diinginkan tetap sama.
Selain dari tabungan pendidikan, biasanya kebutuhan jangka panjang lainnya adalah dana pensiun. Hal ini biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga dibutuhkan perencanaan yang seksama dan dilakukan secara berkesinambungan. Mulailah sejak awal karena hal ini akan memberikan banyak kelebihan bagi Anda, baik dari pilihan investasi yang lebih beragam dan tentunya keuntungan waktu yang lebih panjang.
Strategi Menabung yang Jitu
Trik untuk menabung adalah mengetahui bagaimana caranya dan membuatnya menjadi kebiasaan. Terdapat banyak cara yang kurang lebih sudah pernah kami dbawah dalam beberapa artikel terdahulu untuk dapat mencapai tujuan yang ada. Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah jadikan menabung sebagai prioritas Anda.
Menabung secara sistematis
Sekaranglah Anda harus memulai untuk menabung. Banyak orang gagal dalam melakukan dan tetap menabung karena mereka memaksakan dirinya dengan jalan mengurangi kebutuhan setiap bulannya. Mereka memangkas sedikit pengeluaran disini dan disana. Walau sudah melakukan hal itu tetap saja mereka hanya dapat menyisihkan sedikit setiap bulannya.
Mungkin ada baiknya bila Anda merubah skenario menabung. Bila dipelajari Anda membayar orang lain terlebih dahulu bukannya diri Anda sendiri. Anda membayar tukang roti bila Anda membeli roti, Anda membayar tukang potong rambut langganan Anda apabila selesai menata rambut Anda. tapi pertanyaan, kapan Anda membayar untuk diri Anda sendiri?
Jadi sudah sebaiknyalah Anda membayar untuk diri Anda sendiri sebelum Anda membayar untuk orang lain. Menurut hemat kami, ada jalan dimana Anda dapat membayar untuk diri Anda sendiri, dengan menyisihkan 10 persen dari penghasilan bulanan setiap bulannya di depan, jangan setelah Anda menggunakannya selama sebulan atau apa yang tersisa tapi Anda harus menyisihkannya dimuka.
Mulai dengan minimal 10 persen dari pendapatan Anda yang Anda bayarkan untuk diri Anda sendiri, maka Anda akan memelihara angsa petelur emas yang akan menjadikan anda kaya. Sisa 90 persen dapat digunakan untuk membayar orang lain dan kami sangat yakin hal ini tidak akan membawa perubahan gaya hidup yang selama ini Anda jalankan.
Dengan memulai langkah ini akan membangun kebiasaan Anda dalam menabung. Sedikti demi sedikit mulailah untuk meningkatkan tabungan regular bulanan yang harus Anda sisihkan. Sekali lagi sesuaikan dengan tujuan keuangan yang Anda miliki dna mulailah menabung. Lakukanlah sejak dini dan hidup sejahtera saat Anda pensiun.
Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.
No comments:
Post a Comment