Kata mas Erbe Sentanu, beliau bilang bahwa semuanya berasal dari 0 (nol) alias tidak ada apa-apa. Saya mau cerita pengalaman paman saya yang mau membuka dan menjalankan usaha jualan beras.
Cerita berawal dari paman saya yang membutuhkan pendapatan tambahan dan menabung untuk berbagai keperluan keluarganya kelak di kemudian hari. Setelah menimbang-nimbang bisnis apa yang akan dijalani, akhirnya jatuh pada jual beras, alasannya beras pasti laku karena merupakan bahan pokok, pasti tiap orang membutuhkannya. Sampai akhirnya bertemu dengan pak haji yang merupakan salah seorang bandar beras yang kalau dibilang levelnya sudah level kakap, kiosnya ada puluhan jumlahnya.
Setelah ngobrol kesana-kemari, diketahui bahwa pendidikan dari si pak haji ini tidak lulus SD, sedangkan paman saya ini lulusan Magister Manajemen dari Salah satu universitas ternama di Kota Bandung. Sewaktu pak haji nanya bagaimana rencana jualannya, paman saya menerangkan dengan runut berdasarkan teori yang diperoleh dari kuliahannya, mulai dari promosi lewat brosur, de el el. Eh lha kok ndilalah kata pak haji ke paman saya, “wah dik, kalau saya nggak pake ilmu gituan, saya langsung belajar di lapangan, nggak ngerti saya sama yang begituan”. Deg, wah ini nih kalau bicara langsung dengan pedege yang udah pengalaman, meskipun nggak sekolah tinggi, tapi ya itu, pengalamannya buanyak buanget atau istilah kerennya street smart lah.
Pak haji ini juga cerita bahwa banyak yang dibimbing oleh beliau, sekarang jadi pedege beras yang berhasil. Setelah beberapa lama akhirnya paman saya pamit pulang. Sesampainya dirumah, diskusi dengan keluarganya, dan keesokan harinya hunting kios untuk dagang beras. Setelah keliling-keliling dan tawar menawar, akhirnya sepakat untuk mengontrak sebuah kios di pasar.
Berikutnya, paman saya mengumpulkan modal untuk membeli stok beras ke pak haji. Tapi apa pas nyampe pak haji? Ternyata pak haji menyarankan untuk jangan membayar atau membeli beras dari pak haji. Pak haji mensyaratkan bahwa paman saya harus “magang” dulu di kios berasnya. Pak haji pesan, sekarang jangan menyetok beras dulu, belajar dagang dulu, harus tahu jenis-jenis beras, kualitas dan harga pasarannya seperti apa, bagaimana menangani pelanggan, dll. Duing....paman saya bengong, tadinya berangkat dari rumah dengan menyiapkan sejumlah uang untuk membeli beras, tapi akhirnya apa? Ya itu tadi, “magang” dulu....hehehe
Masih ada orang-orang yang “care” seperti itu ya, tidak langsung mentang-mentang dengan modal yang cukup bisa langsung jualan, tapi pak haji mensyaratkan “magang” dulu, kalau niat jualan kan tinggal jual saja nggak perlu harus magang dulu. Ternyata, kalau saya tangkap dari pembicaraan antara pak haji dengan paman saya, pak haji nggak sekedar ngobrol biasa saja, tapi juga ingin mengetahui sejauhmana keseriusan dan kegigihan dalam memulai usaha. Kalau ada orang yang minta diajarin, ya diajarin dari mulai nol, apalagi sebelumnya belum pernah jualan beras.
No comments:
Post a Comment