Saturday, October 13, 2007
Thursday, October 11, 2007
Ilir-ilir
Lir ilir- Lir ilir
tandure wus sumili,
tak ijo royo-royo,
tak sengguh temanten anyar
Bocah angon bocah angon,
penekno blimbing kuwi,
lunyu-lunyu penekno,
kanggo mbasuh dodot-iro.
Dodot-iro dodot iro,
umitir bedah ing pinggir,
dondomono jlumatono,
kanggo sebo mengko sore.
Mumpung jembar kalangane.
Mumpung padhang rembulane.
Yo surako surak: Hiyyoo !!!
Selamat Idul Fitri 1428 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin...
tandure wus sumili,
tak ijo royo-royo,
tak sengguh temanten anyar
Bocah angon bocah angon,
penekno blimbing kuwi,
lunyu-lunyu penekno,
kanggo mbasuh dodot-iro.
Dodot-iro dodot iro,
umitir bedah ing pinggir,
dondomono jlumatono,
kanggo sebo mengko sore.
Mumpung jembar kalangane.
Mumpung padhang rembulane.
Yo surako surak: Hiyyoo !!!
Selamat Idul Fitri 1428 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin...
Besok Hari Raya
Besok adalah hari raya, dan hari raya akan datang besok. Jadi arti hari raya, dan bagaimana seharusnya hari raya?
Ada beberapa poin penting yang harus kita perhatikan:
Diwajibkannya mengeluarkan zakat fitrah
Dianjurkan makan pada pagi sebelum shalat Idul Fitri untuk memenuhi perintah Allah dalam mengakhiri Ramadhan sebagaimana kita penuhi perintah-Nya dalam berpuasa.
Menggunakan pakaian terbaik (nggak mesti baju baru) dan memakai wewangian.
Bertakbir pada hari raya.
Mengambil arah jalan yang berbeda.
Pada saat Idul Fitri dianjurkan untuk saling mengunjungi saudara, kerabat, teman, orang tua untuk mengucap salam, saling memaafkan dan saling mengasihi.
Idul fitri merupakan saat yang tepat untuk menjalin silaturahim, berbuat baik kepada orang tua, menyayangi fakir miskin, dan menyayangi tetangga.
Idul Fitri merupakan hari hadiah, orang yang berpuasa dan meramaikan malamnya dengan berbagai macam ibadah karena iman dan mengharap ridha Allah ia akan bergembira karena memperoleh hadiah agung dan kemenangan besar. Sedangkan orang yang meninggalkan puasa Ramadhan, meremehkan perintah Tuhannya, melanggar batas-batas-Nya, ia akan merugi dan menyesal.
Tidak terasa kita sudah melewati beberapa kali Idul Fitri, kita kenang lagi, dengan siapa saja kita shalat ‘Id tahun yang lalu? Eyang kakung? Eyang Putri? Bapak? Ibu? Kakak? Adik? Saudara? Orang-orang terkasih dan sahabat? Dimana mereka sekarang? Kemana mereka pergi?
Besok pagi kita akan menerima hadiah, dan besok pagi pahala kita tercatat dalam daftar perbuatan, berusahalah yang tertulis didalamnya adalah amal kebajikan. Insya Allah.
Allahu Akbar- Allahu Akbar- Allahu Akbar- La Ilaaha Illallahu Akbar- Allahu Akbar- wa lillahil-hamd.
Ada beberapa poin penting yang harus kita perhatikan:
Diwajibkannya mengeluarkan zakat fitrah
Dianjurkan makan pada pagi sebelum shalat Idul Fitri untuk memenuhi perintah Allah dalam mengakhiri Ramadhan sebagaimana kita penuhi perintah-Nya dalam berpuasa.
Menggunakan pakaian terbaik (nggak mesti baju baru) dan memakai wewangian.
Bertakbir pada hari raya.
Mengambil arah jalan yang berbeda.
Pada saat Idul Fitri dianjurkan untuk saling mengunjungi saudara, kerabat, teman, orang tua untuk mengucap salam, saling memaafkan dan saling mengasihi.
Idul fitri merupakan saat yang tepat untuk menjalin silaturahim, berbuat baik kepada orang tua, menyayangi fakir miskin, dan menyayangi tetangga.
Idul Fitri merupakan hari hadiah, orang yang berpuasa dan meramaikan malamnya dengan berbagai macam ibadah karena iman dan mengharap ridha Allah ia akan bergembira karena memperoleh hadiah agung dan kemenangan besar. Sedangkan orang yang meninggalkan puasa Ramadhan, meremehkan perintah Tuhannya, melanggar batas-batas-Nya, ia akan merugi dan menyesal.
Tidak terasa kita sudah melewati beberapa kali Idul Fitri, kita kenang lagi, dengan siapa saja kita shalat ‘Id tahun yang lalu? Eyang kakung? Eyang Putri? Bapak? Ibu? Kakak? Adik? Saudara? Orang-orang terkasih dan sahabat? Dimana mereka sekarang? Kemana mereka pergi?
Besok pagi kita akan menerima hadiah, dan besok pagi pahala kita tercatat dalam daftar perbuatan, berusahalah yang tertulis didalamnya adalah amal kebajikan. Insya Allah.
Allahu Akbar- Allahu Akbar- Allahu Akbar- La Ilaaha Illallahu Akbar- Allahu Akbar- wa lillahil-hamd.
Wednesday, October 10, 2007
Tips Maaf Memaafkan
- Ingat kembali wajah teman-teman kita, saudara, atau keluarga kita yang selama ini jarang bertemu dengan kita atau bahkan yang berselisih dengan kita.
- Do’akan kebaikan bagi mereka jika kita belum sempat bersilaturahmi.
- Muhasabah (evaluasi) diri kita, siapa saja yang pernah tersakiti oleh perlakuan ataupun perkataan kita.
- Minta maaflah dan sambungkanlah kembali tali yang pernah putus.
- Memberi maaf terlebih dahulu jika seandainya orang lain yang melakukan kesalahan.
- Tidak perlu kita menunggu permintaan maaf dari orang lain.
- Memaafkan berarti menghapus luka-luka atau bekas-bekas kekesalan yang ada di dada hingga hilang dari ingatan kita.
- Bukalah kembali lembaran baru hubungan kita.
- Ingatlah, mereka yang enggan memberi maaf pada hakikatnya enggan memperoleh pengampunan dari Allah SWT. Karena itu dalam kamus agama tidak dikenal ungkapan “Tiada maaf bagimu”.
- Ingatlah sifat-sifat orang yang bertakwa yang antara lain mampu menahan amarah dan memaafkan manusia (yang bersalah). Allah menyenangi orang-orang Muhsin, yakni berbuat kebajikan terhadap orang-orang yang pernah bersalah kepadanya.
- Saat berkunjung berikanlah oleh-oleh atau cindera mata pada orang yang dikunjungi.
- Berjabat tanganlah sebagai lambang kesediaan untuk membuka lembaran baru dan tidak mengingat lagi lembaran lama.
- Berbincanglah dengan akrab.
- Kirimi saudara kita pesan maaf dan selamat merayakan Idul Fitri melalui surat, telepon, e-mail, dll.
Upaya menjalin hubungan yang serasi setelah terjadinya disharmoni adalah inti silaturahmi. Semoga kita kembali meraih hubungan harmonis sebagaimana seharusnya seorang muslim terhadap muslim lainnya.
Ingatlah, bagi mereka yang memutuskan silaturahmi, Allah mengecamnya, “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya pula mata mereka.” (Q.S. Muhammad 47:22-23). Rasulullah SAW pun bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi.” (H.R. Muttafaqun Alaih).
Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk menggalang silaturahmi. Karenanya, hendaklah kita meluangkan waktu untuk bersilaturahmi dan kita pelihara jalinan silaturahmi tersebut pada hari-hari berikutnya. Wallahu A’lam. (Idham, MAPI 2002)
Mudik
Menurut Wikipedia, Mudik adalah kegiatan perantau untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, Mudik boleh dikatakan sebuah tradisi yang mutlak harus dilaksanakan. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua.
Saat masih kecil dulu belum terbayang apa-apa, ritual mudik yang saya tahu Cuma libur lebaran, terus bepergian ke rumah saudara-saudara. Tetapi sebenarnya ada makna yang lebih dalam lagi, yaitu mengingat-ingat asal muasal atau jati diri. Lha saya, lahir dan besar di Bandung? Berarti? Saya nggak usah mudik dong?
Identitas orang jawa timur saya memang agak diragukan..hehehe..tapi ada yang paling berkesan dalam hidup saya, saya tidak bisa berbahasa Indonesia pada waktu masuk TK, yang ada teman-teman saya bengong alias nggak ngerti apa yang saya bicarakan...bayangin aja, dulu bapak dan ibu tinggal di lingkungan komplek tentara yang notabene orang jawa semua, dari mulai yang bertamu, saudara, sampai saya pergi ke warung pun itu memakai bahasa jawa, hasilnya yaaa gitu deh...hehehe
Tahun ini saya tidak mudik ke Kota Nganjuk di Jawa Timur, kota asal Bapak saya. Tradisi mudik ini paling saya tunggu-tunggu semenjak saya TK, karena dari kecil saya paling seneng kalau bepergian. Ketika saya SMA, saya paling bersemangat untuk mudik (meskipun saya lahir dan besar di Bandung, hehehe...) soalnya pas SMA baru punya SIM A, jadi suemangat buanget kalau nyetir mobil, apalagi jarak jauh, mau bablas sampai Bali pun nggak masalah, nggak ngantuk (kalau kata orang jawa, masih kemaruk baru bisa nyetir..hehehe). Setiap peristiwa mudik punya cerita masing-masing, saya bisa tahu saudara-saudara bapak dan ibu yang tersebar di Jawa Timur. Keluarga Bapak ada yang di Gempol, Sidoarjo, Surabaya, Kediri, Jombang, sedangkan keluarga Ibu ada di Mojokerto, Malang, dan Tuban.
Kangen rasanya bisa berkumpul dengan keluarga besar, bisa berbagi cerita. Bapak juga sering mengajak napak tilas tentang kehidupan masa kecilnya. Beliau harus jalan kaki kurang lebih 10 km untuk sekolah, ngalamin makan gaplek dan tiwul, belum ada listrik, kalau nonton TV nebeng di tempat pak lurah, hiburan lainnya paling berenang di kali atau cari burung ke hutan jati, seru kayaknya...
Kangen pengen mudik...
Kangen pengen ngumpul bareng adik kakak sepupu, bude, bulik, dll...
Kangen gule kambing buatan mBah Putri...
Kangen malem takbiran di kampung...
Kangen sate kambing di rumah bulik di Mojokerto...
Kangen Rujak Cingur...
Kangen Sego Pecel...
Kangen suasananya...
Kangen semuanya...
Buat teman-teman yang mudik tahun ini, selamat mudik, hati-hati dijalan, semoga selamat sampai tujuan, salam buat orang-orang yang teman-teman kasihi....:)
Insya Allah tahun depan saya mudik...
Saat masih kecil dulu belum terbayang apa-apa, ritual mudik yang saya tahu Cuma libur lebaran, terus bepergian ke rumah saudara-saudara. Tetapi sebenarnya ada makna yang lebih dalam lagi, yaitu mengingat-ingat asal muasal atau jati diri. Lha saya, lahir dan besar di Bandung? Berarti? Saya nggak usah mudik dong?
Identitas orang jawa timur saya memang agak diragukan..hehehe..tapi ada yang paling berkesan dalam hidup saya, saya tidak bisa berbahasa Indonesia pada waktu masuk TK, yang ada teman-teman saya bengong alias nggak ngerti apa yang saya bicarakan...bayangin aja, dulu bapak dan ibu tinggal di lingkungan komplek tentara yang notabene orang jawa semua, dari mulai yang bertamu, saudara, sampai saya pergi ke warung pun itu memakai bahasa jawa, hasilnya yaaa gitu deh...hehehe
Tahun ini saya tidak mudik ke Kota Nganjuk di Jawa Timur, kota asal Bapak saya. Tradisi mudik ini paling saya tunggu-tunggu semenjak saya TK, karena dari kecil saya paling seneng kalau bepergian. Ketika saya SMA, saya paling bersemangat untuk mudik (meskipun saya lahir dan besar di Bandung, hehehe...) soalnya pas SMA baru punya SIM A, jadi suemangat buanget kalau nyetir mobil, apalagi jarak jauh, mau bablas sampai Bali pun nggak masalah, nggak ngantuk (kalau kata orang jawa, masih kemaruk baru bisa nyetir..hehehe). Setiap peristiwa mudik punya cerita masing-masing, saya bisa tahu saudara-saudara bapak dan ibu yang tersebar di Jawa Timur. Keluarga Bapak ada yang di Gempol, Sidoarjo, Surabaya, Kediri, Jombang, sedangkan keluarga Ibu ada di Mojokerto, Malang, dan Tuban.
Kangen rasanya bisa berkumpul dengan keluarga besar, bisa berbagi cerita. Bapak juga sering mengajak napak tilas tentang kehidupan masa kecilnya. Beliau harus jalan kaki kurang lebih 10 km untuk sekolah, ngalamin makan gaplek dan tiwul, belum ada listrik, kalau nonton TV nebeng di tempat pak lurah, hiburan lainnya paling berenang di kali atau cari burung ke hutan jati, seru kayaknya...
Kangen pengen mudik...
Kangen pengen ngumpul bareng adik kakak sepupu, bude, bulik, dll...
Kangen gule kambing buatan mBah Putri...
Kangen malem takbiran di kampung...
Kangen sate kambing di rumah bulik di Mojokerto...
Kangen Rujak Cingur...
Kangen Sego Pecel...
Kangen suasananya...
Kangen semuanya...
Buat teman-teman yang mudik tahun ini, selamat mudik, hati-hati dijalan, semoga selamat sampai tujuan, salam buat orang-orang yang teman-teman kasihi....:)
Insya Allah tahun depan saya mudik...
Subscribe to:
Posts (Atom)